Kamis, 17 April 2014

Atsar Mengenai Sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim dari as Suddi, Mengenai firman Allah Subhana Wa Ta'ala :

كُنْتُمْ خَيْرَاُمَّةٍاُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia"  

As Suddi berkata Umar bin Al Khaththab Radhiallahu Anhu berkata, "Sekiranya Allah Subhana Wa Ta'ala menghendaki, Dia akan berfirman dengan menggunakan lafaz Antum yang maksudnya "kamu semuanya". Akan tetapi Allah Subhana Wa Ta'ala berfirman Kuntum, yaitu khusus untuk sahabat-sahabat Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan siapa saja yang meniru perbuatan mereka. Dengan demikian merekalah sebaik-baiknya ummat yang dikeluarkan untuk manusia.

Dalam riwayat Ibnu Jarir dari Qatadah Radhiallahu Anhu berkata, "kami diberitahu bahwa Umar Bin Al Khaththab Radhiallahu Anhu telah membaca ayat ini (Qs. Ali Imran :110 di atas) kemudian ia berkata, "Wahai Manusia! barangsiapa yang gembira bila termasuk kedalam ayat itu, hendaknya dia menunaikan syarat-syarat yang telah ditetapkan Allah untuknya." (Kanz Al Ummal: 1/238).

Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam kitab al Hilyah (1/375)dari Ibnu Mas'ud Radhiallahu Anhu yang berkata, "sesungguhnya Allah melihat kedalam qalbu para hambanya, maka Diapun memilih Muhammad dan mengutus beliau dengan risalah-Nya dan memilihnya berdasarkan ilmu-Nya. Kemudian Dia melihat kedalam Qalbu manusia setelah itu, maka Dia memilih untuknya sahabat-sahabatnya, kemudian menjadikan mereka penolong agama-Nya dan pembantu rasul-Nya. Maka sesuatu yang dilihat orang-orang beriman sebagai kebaikan. Sebaliknya sesuatu yang dilihat orang-orang beriman sebagai suatu keburukan, maka itupun buruk disisi Allah Subhana Wa Ta'ala." Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abu Darr dalam kitab al Isti'ab (1/6) dari Ibnu Mas'ud Radhiallahu Anhu dengan makna yang sama tanpa menyebutkan kalimat: "Apa yang dilihat orang-orang beriman.... sampai pada akhirnya". Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ath Thayalisi (hal.33) seperti hadits abu Nu'aim.

Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dari Abdullah Bin Umar Radhiallahu Anhuma, katanya, "Barang siapa yang ingin mengikuti suatu sunnah, maka ikutilah sunnah mereka yang telah wafat, mereka itulah sahabat-sahabat Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam karena mereka adalah golongan manusia yang terbaik dalam umat ini, paling baik qalbunya, paling dalam ilmunya, dan paling sedikit kepura-puraannya. Mereka adalah kaum yang telah dipilih oleh Allah Subhana Wa Ta'ala untuk mendampingi nabi-Nya dan menyebarkan agam-Nya. Maka contohlah akhlak dan perbuatan mereka. Mereka adalah sahabat-sahabat Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam mereka diatas petunjuk yang lurus, demi Allah Tuhan Ka'bah." Demikian tercantum dalam kitab al Hilyah (1/305).


Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dari Abdullah Bin Mas'ud Radhiallahu Anhuma, yang berkata kepada tabi'in, "Kalian memang lebih banyak shaum, mengerjakan shalat dan menanggung kesusahan daripada para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, tetapi mereka tetap lebih baik daripada kalian."

Mereka berkata, "mengapa demikian, hai Abdur Rahman?"

Jawab Ibnu Mas'ud, "Mereka lebih zuhud (tidak mencintai dunia) dan lebih bergairah kepada kehidupan akhirat (apabila dibandingkan dengan kalian)." demikian diriwayatkan dalam kita Al Hilyah (1/136)

Abu Nu'aim juga meriwayatkan dari Abu Wa'il, yang berkata bahwa Abdullah telah mendengar seorang lelaki berkata, "dimanakah orang-orang yang zuhud terhadap dunia, dan bergairah terhadap kehidupan akhirat?".

Abdullah pun berkata "mereka adalah penghuni al Jabiyah,9 yaitu Lima ratus orang muslim yang telah menetapkan untuk tidak kembali dari jihad sehingga terbunuh. Mereka telah menggunduli kepala mereka dan bertempur dengan musuh, lalu semuanya gugur syahid, kecuali seorang saja sebagai penyampai berita mengenai mereka." Kabar ini tercantum dalam kitab Hilyah al Auliya' (1/135).

Al Jabiyah adalah suatu kota yang termasuk dalam wilayah operasi damaskus. tempat ini menjadi markas pasukan islam pada masa umar. Bila datang ke Syam, Umar Radhiallahu Anhu biasanya mengunjunginya dan berkhutbah disana. Akan tetapi sekarang telah runtuh. Didekatnya ada bukit besar yang mereka beri nama Al Jabiyah, yang banyak ularnya. Tempat ini juga disebut jabiyah Al Jaulan dan sumber air. Peristiwa al Jabiyah ini terjadi ditengah penaklukan negeri syam. Ibnu Mas'ud termasuk kedalam orang yang mengikuti perang kenegeri Syam.

Abu Nu'aim juga meriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma, bahwa ia mendengar seorang lelaki berkata, "Dimanakah orang-orang yang zuhud terhadap dunia dan bergairah kepada kehidupan akhirat?"

Maka Ibnu Umar menunjukan kepada kuburan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam, Abu Bakar  Radhiallahu Anhu dan Umar Radhiallahu Anhu. kemudian ibnu Umar berkata, "Adakah kamu  bertanya mengenai mereka?" Demikian tersebut dalam kitab al Hilyah (1/307).

Diriwayatkan oleh Ibnu Abu ad Dunya dari abu Arakah, katanya: Aku pernah mengerjakan shalat shubuh bersama Ali Radhiallahu Anhu, ketika ia berpaling ke kanan ia terdiam seakan-akan telah ditimpa kesedihan. Sampai ketika matahari telah berada di atas dinding masjid kira-kira setinggi tombak, Ia shalat dua rakaat (shalat dhuha). Kemudian membalikan tanggannya dan berkata, "Demi Allah! sesungguhnya aku telah melihat sahabat-sahabat Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam, dan aku tidak melihat siapapun pada hari ini yang menyerupai mereka. Pagi-pagi mereka dalam bertangan kosong, rambut yang kusut dan pakaian yang berdebu, diantara kedua mata mereka terdapat tanda hitam bagaikan lutut kambing."

"Mereka menghabiskan waktu malamnya dengan sujud dan berdiri (sibuk mendirikan shalat) karena Allah, membaca kitab Allah, kemudian mereka naik turun diantara dahi dan tapak kaki mereka." 10

10. Dalam keadaan sujud dan berdiri. (In'am)

"Pagi-pagi mereka berdzikir kepada Allah, sambil bergerak-gerak miring sebagaimana pohon yang bergerak pada hari yang berangin, dan air mata mereka bercucuran hingga membasahi pakaiannya. Demi Allah! sesungguhnya kaum yang ada sekarang menghabiskan waktu malamnya dalam keadaan lalai."

Kemudian Ali Radhiallahu Anhu bangun dan aku tidak pernah lagi melihatnya tertawa sampai kelihatan giginya, sehingga ia terbunuh oleh ibnu Muljam, musuh Allah yang fasik. Demikian tersebut dalam kitab al Bidayah (8/6). Abu Nu'aim juga meriwayatkan dalam kitab al Hilyah (1/76), demikian juga ad Dinawari, al Askari, dan Ibnu Asakirseperti yang ada dalam kitab al Kanz (8/219).

Abu Nu'aim meriwayatkan (1/84) dari abu Shalih, katanya: Dhirar bin Dhamrah al Kinani masuk kedalam majelis Mu'awiyah dan ia berkata kepadanya, "beritahukan kepadaku mengenai sifat Ali Radhiallahu Anhu."

Dhirar berkata, "Apakah engkau akan membiarkan aku menerangkan sifat Ali dan engkau tidak akan menahanku?"

"Tidak," Jawab Mu'awiyah "aku tidak akan menahanmu."

Dhirar berkata, "Adapun bila tidak bisa tidak aku harus menerangkannya, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Ali adalah orang yang berpandangan jauh, mempunyai kekuatan yang luar biasa, sangat jelas tutur katanya, sangat adil keputusannya, terpancar ilmu darinya, kata-kata yang keluar dari mulutnya mengandung hikmah, selslu merasa jijik terhadap dunia dan kenikmatannya, sering beribadah pada malah hari dan kegelapan adalah temannya."

"Demi Allah dia adalah seseorang yang selalu menangis karena takut kepada Allah, selalu berpikir panjang, senantiasa menyesali dosa-dosanya dan menasehati dirinya sendiri, menyukai pakaian yang kasar, menyukai makanan yang sederhana tanpa lauk. Demi Allah, bila kami mendatanginya, maka ia persis seperti salah seorang diantara kami yang menghampiri kami, dan menjawab setiap pertanyaan kami bila kami bertanya padanya. Walaupun ia sangat dekat dengan kamidan kamipun dekat dengannya, namun kami tidak pernah berani bicara dihadapannya karena kewibawaannya. Jika tersenyum, bagaikan mutiara yang tersusun ia sangat menghormati ahli-ahli agama dan mengasihi orang-orang miskin. Orang -orang yang kuat tidak bisa mengharapkan kesalahannya dan orang-orang lemah tidak berputus asa dari keadilannya."

"Maka aku bersaksi dengan nama Allah bahwa sesungguhnya aku telah melihatnya didalam beberapa kesempatan ketika ia memasuki mihrabnya pada waktu malam yang sunyi sambil memegang janggutnya. Ia bolak-balik gelisah seperti kegelisahan orang yang dipatuk ular dan ia menangis dengan tangisan yang sangat sedih, seakan-akan aku masih mendengarnya sekarang ketika ia berkata, 'ya Rabb kami, ya Rabb kami', ia meratap kepada-Nya sambil meratap kepada dunia, 'hai dunia apakah kamu hendak menipuku? apakah kamu mengawasiku? jauh sekali, jauh sekali. Godalah orang selain aku. Sesungguhnya aku telah menceraikanmu dengan talak tiga. umurmu pendek, majelismu sangat hina, dan kemuliaan dan kedudukanmu sangat sedikit dan hina. Alangkah sengsaranya aku karena bekalku sedikit sedangkan perjalanan masih jauh serta jalannya sangat berbahaya."

Kemudian bercucuranlah air mata Mu'awiyah yang tidak sanggup ia tahan hingga membasahi janggutnya, kemudian ia menyapu air matanya dengan ujung lengan bajunya. Kemudian menangislah semua orang yang hadir ditempat itu.

Berkatalah Mu'awiyah, "Begitulah keadaan Abul al Hasan (Ali Radhiallahu Anhu), bagaimanakah kesedihanmu terhadap Ali?"

Dhirar menjawab, "Kesedihanku terhadapnya seperti kesedihan seorang ibu yang melihat salah satu anaknya disembelih di atas pangkuannya. Tidak berhenti cucuran air matanya dan kesedihannya tidak pernah reda." Kemudian Dhirar bangkit dan keluar.

Ibnu Abdul Barr juga meriwayatkan dalam kitab al Isti'ab (3/44) dari al Hirmazi-seseorang dari suku Hamdan- dari Dhirar As Suda'i dengan makna sama.

Dan diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dari Qatadah Radhiallahu Anhu, katanya:

Ibnu umar telah ditanya orang. "Apakah sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tertawa?"

Kata ibnu Umar Radhiallahu Anhu, "Ya, teteapi iman yang ada dihati mereka lebih besar daripada gunung." Demikian tercantum dalam kitab al Hilyah (1/311).

Diriwayatkan oleh Hannad dari Sa'id bin Umar al Quraisy bahwa Umar Radhiallahu Anhu telah melihat satu kafilah dari yaman yang tenda mereka terbuat dari kulit. Maka berkatalah Umar Radhiallahu Anhu, "Barang siapa ingin melihat orang-orang yang serupa dengan para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam,  maka lihatlah mereka." Demikianlah tersebut di dalam kitab Kanz Al Ummal (7/163).

0 Comments: